Sejarah Aksesoris pada Masa Kerajaan
Sejarah aksesoris pada masa kerajaan dapat kita temukan pada masa prasasti kuno. Aksesoris biasanya digunakan pada upacara-upacara tertentu, antara lain disebutkan bahwa dalam upacara penetapan sima (desa perdikan) ada rangkaian pemberian hadiah (pasek-pasek) kepada para pejabat berupa kain (wdihan), cincin, serta uang mas dan perak. Kitab Sumanasantaka (sekitar abad ke-12) menyebutkan hadiah yang diberikan itu (gelang, kalung, cincin) diperuntukkan bagi mereka yang menguasai tingkat kepandaian dalam bidang seni musik, tari, dan sastra.
Jenis perhiasan dari masa klasik kebanyakan berupa mahkota, jamang, tusuk konde, hiasan telinga, kalung, bandul, selempang dada, gelang lengan (Jawa: kelat bahu), gelang, cincin, dan jempang (penutup kelamin anak perempuan). Jenis perhiasan yang ditemukan pada arca batu dan perunggu tidak seluruhnya dari logam, seperti ikat pinggang dan ikat pinggul yang dibuat dari kulit atau kain tebal, melainkan dilengkapi gesper emas (Jawa: timang) yang kadang-kadang dihiasi batu mulia.
Selain itu ada hiasan uncal, yaitu semacam sabuk kecil yang tergantung di depan kedua paha, mulai dari ikat pinggul menggantung ke bawah, pada bagian ujungnya dihiasi jumbai dari logam. Pada arca-arca masa Majapahit hiasan uncal panjangnya sampai betis, hampir hingga ke mata kaki, sedangkan pada arca dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur awal, panjangnya hanya sampai ke lutut atau sedikit di bawah lutut, D.Frida (Perkuliahan), Edit: Sigodang Pos.
Busana
Jenis perhiasan dari masa klasik kebanyakan berupa mahkota, jamang, tusuk konde, hiasan telinga, kalung, bandul, selempang dada, gelang lengan (Jawa: kelat bahu), gelang, cincin, dan jempang (penutup kelamin anak perempuan). Jenis perhiasan yang ditemukan pada arca batu dan perunggu tidak seluruhnya dari logam, seperti ikat pinggang dan ikat pinggul yang dibuat dari kulit atau kain tebal, melainkan dilengkapi gesper emas (Jawa: timang) yang kadang-kadang dihiasi batu mulia.
Selain itu ada hiasan uncal, yaitu semacam sabuk kecil yang tergantung di depan kedua paha, mulai dari ikat pinggul menggantung ke bawah, pada bagian ujungnya dihiasi jumbai dari logam. Pada arca-arca masa Majapahit hiasan uncal panjangnya sampai betis, hampir hingga ke mata kaki, sedangkan pada arca dari masa Jawa Tengah dan Jawa Timur awal, panjangnya hanya sampai ke lutut atau sedikit di bawah lutut, D.Frida (Perkuliahan), Edit: Sigodang Pos.
Busana
terimaskih banyak sob buat informasinya semoga bermanfaat buat kita semua salam kenal aja dari aku
BalasHapusmakasih banyak sob buat informasinya semoga bermanfaat buat kita semua salam kenal aja dari aku
BalasHapusikut komen ea gan... informasinya menariik
BalasHapusinformasi yang sangat ber manfaatt...
BalasHapusthanks gan infonya semoga bermanfaat...
BalasHapusthanks sob infonya menariik B)
BalasHapus