Puisi Kahlil Gibran Nyanyian Hujan
Nyanyian Hujan
Kahlil Gibran
Aku adalh bulir perak yang jauh menciptakan
Galur yang diturunkan dari surga oleh dewa-dewa.
Alam kemudian mngambilku, untuk menghiasi
Ladang-ladang dan lembah-lembahnya
Aku mutiara cantik, yang direnggut dari
Mahkota Isthar oleh anak perempuan Fajar
Untuk mempercantik kebun-kebunnya.
Ketika aku akan menangis bukit-bukit akan tertawa;
Ketika aku merendahkan diriku kembang-kembang
Bersuka ria;
Ketika aku menunduk, semua mahluk bergembira.
Ladang dan awan adalah para pencinta
Dan diantara mereka adalah aku sebagai pembawa
Pesan belas kasih.
Aku memuaskan dahaga salah satu dari mereka;
Aku obat bagi sakit yang lainnya.
Suara petir menyambut kehadiranku;
Pelangi mengantarkan keberangkatanku.
Aku mirip kehidupan duniawi, yang mulai pada
Kaki-kaki cuaca yang marah dan berakhir
Dibawah sayap kematian yang terentang,
Aku muncul dari hati lautan dan melayang dengan angin
Sepoi. Ketika aku melihat sebuah ladang dengan
Kebutuhannya, aku turun dan memeluk bunga-bunga dan
Pepohonan dalm jutaan jalan kecil.
Aku menyentuh dengan lembut kaca jendela dengan
Lemari halusku, dan maklumatku adalah
Lagu penyambutan. Semua dapat mendengar, tetapi
Hanya yang peka dapat memahami.
Panas di dalam udara menciptakan kelahiranku,
Tetapi sebaiknya aku membunuhnya,
Seperti perempuan mengatasi lelaki dengan
Kekuatan yang diambil dari lelaki itu.
Aku adalah desahan lautan;
Tawa padang rumput; Air mata surga.
Maka dengan cinta
Desahan dari dalam laut dipenuhi kasih sayang;
Tawa dari padang spirit menajadi berwarna-warni;
Air mata dari surga sarat kenangan tanpa akhir.
Puisi Lainnya
Kahlil Gibran
Aku adalh bulir perak yang jauh menciptakan
Galur yang diturunkan dari surga oleh dewa-dewa.
Alam kemudian mngambilku, untuk menghiasi
Ladang-ladang dan lembah-lembahnya
Aku mutiara cantik, yang direnggut dari
Mahkota Isthar oleh anak perempuan Fajar
Untuk mempercantik kebun-kebunnya.
Ketika aku akan menangis bukit-bukit akan tertawa;
Ketika aku merendahkan diriku kembang-kembang
Bersuka ria;
Ketika aku menunduk, semua mahluk bergembira.
Ladang dan awan adalah para pencinta
Dan diantara mereka adalah aku sebagai pembawa
Pesan belas kasih.
Aku memuaskan dahaga salah satu dari mereka;
Aku obat bagi sakit yang lainnya.
Suara petir menyambut kehadiranku;
Pelangi mengantarkan keberangkatanku.
Aku mirip kehidupan duniawi, yang mulai pada
Kaki-kaki cuaca yang marah dan berakhir
Dibawah sayap kematian yang terentang,
Aku muncul dari hati lautan dan melayang dengan angin
Sepoi. Ketika aku melihat sebuah ladang dengan
Kebutuhannya, aku turun dan memeluk bunga-bunga dan
Pepohonan dalm jutaan jalan kecil.
Aku menyentuh dengan lembut kaca jendela dengan
Lemari halusku, dan maklumatku adalah
Lagu penyambutan. Semua dapat mendengar, tetapi
Hanya yang peka dapat memahami.
Panas di dalam udara menciptakan kelahiranku,
Tetapi sebaiknya aku membunuhnya,
Seperti perempuan mengatasi lelaki dengan
Kekuatan yang diambil dari lelaki itu.
Aku adalah desahan lautan;
Tawa padang rumput; Air mata surga.
Maka dengan cinta
Desahan dari dalam laut dipenuhi kasih sayang;
Tawa dari padang spirit menajadi berwarna-warni;
Air mata dari surga sarat kenangan tanpa akhir.
Puisi Lainnya
saya bukan termasuk penikmat puisi dan tidak mudah mengerti makna puisi,,apalagi puisi karya pencipta yang terkenal ini,,
BalasHapusthanks ya
mantep puisinya
BalasHapusKereeenn bgt puisinya. . . .
BalasHapusAsli bener" keren bgt puisinya...
BalasHapusNice post..
BalasHapusWaaahh,,,.mantaapp gan puisinya..
BalasHapusBagus bgt gan...
BalasHapuspuisi yang sangat bagus...
BalasHapuspenggunaan bahasa nya sangat tepat.
memang mantap nih kahlil gibran kalo bikin puisi.
BalasHapusbahasa nya tinggi banget nih..
BalasHapusbagus tapi susah di mengerti.
bagus banget puisi nya....
BalasHapusterimakasih.
puisinya mantap
BalasHapuskahlil gibran memang mantap kalau buat puisi.
BalasHapuspas bgt puisi nya,, keren gan..
BalasHapuswah perlu pemikiran yang khusus untuk menerjemahakan arti dari puisi tersebut.
BalasHapus