Puisi Koruptor dan Anjing
Tak ada Ampun
persetan dengan penguasa, anjing
kesabaranku sudah habis detik ini
tidak lagi kubiarkan tikus-tikus itu berkeliaran
aku sudah muak
mataku meradang melihatnya berkeliaran
di dalam selokan emas murni
jerih payah rakyatku sendiri
kita perangkap mereka
jangan sampai ada yang lolos
sudahi bila mereka melawan
jika bertobat
tetap masukkan ke dalam jeruji besi
aku sudah muak
pasti kau juga sama sepertiku bukan?
Setia Bhudi, 2008
Kekuatan Malam
malam ini hanya sebuah rasa
beku dalam ruang
melanturkan lukisan kedengkian
tadi siang
amarah dalam jiwaku reda
dibekukan dinginnya malam
dalam diam, aku berlamun lagi
petir bergemuruh
bergulung-gulung tanpa henti
bertalu-talu
petir telah menggantikanku
mengelupas kedengkian
kepada pemimpin negri
yang tertangkap siang tadi
beranjaknya malam menjadi pagi
aku tetap tertegun dalam diam
butiran hujan tetap saja berjatuhan
aku terhenyak dari sebuah berita di TV
pemimpin itu telah meninggal
penyakit jantungnya kumat
oleh petir yang bertalu-talu malam tadi Ferdinaen Saragih (2008: Bandung).
Puisi Lainnya
persetan dengan penguasa, anjing
kesabaranku sudah habis detik ini
tidak lagi kubiarkan tikus-tikus itu berkeliaran
aku sudah muak
mataku meradang melihatnya berkeliaran
di dalam selokan emas murni
jerih payah rakyatku sendiri
kita perangkap mereka
jangan sampai ada yang lolos
sudahi bila mereka melawan
jika bertobat
tetap masukkan ke dalam jeruji besi
aku sudah muak
pasti kau juga sama sepertiku bukan?
Setia Bhudi, 2008
Kekuatan Malam
malam ini hanya sebuah rasa
beku dalam ruang
melanturkan lukisan kedengkian
tadi siang
amarah dalam jiwaku reda
dibekukan dinginnya malam
dalam diam, aku berlamun lagi
petir bergemuruh
bergulung-gulung tanpa henti
bertalu-talu
petir telah menggantikanku
mengelupas kedengkian
kepada pemimpin negri
yang tertangkap siang tadi
beranjaknya malam menjadi pagi
aku tetap tertegun dalam diam
butiran hujan tetap saja berjatuhan
aku terhenyak dari sebuah berita di TV
pemimpin itu telah meninggal
penyakit jantungnya kumat
oleh petir yang bertalu-talu malam tadi Ferdinaen Saragih (2008: Bandung).
Puisi Lainnya
ane suka yang pertama gan..
BalasHapusKoruptor emang sudah berkembang biak dgn cepet gan..
sulit untuk membasmi, Tapi bukan Berarti Tidak Mungkin
MERDEKA
wah mantab gan sukses terus..
BalasHapus