Puisi Media Massa 3
Dimuat di Seputar Indonesia, 23 November 2008
Mencintai Tanpa Alasan
Kau sering bertanya
Mengapa kau mencintaiku
Lalu kujawab
Aku mencintaimu tanpa alasan
Mukamu murung mendengarnya
kau tak mengerti maksudku
Kucoba menjelaskanya untukmu
Aku mencintaimu
Bila aku dapat merasakan aku ada
Aku merindukanmu tanpa batas
Cinta darimu telah mewarnai darahku
Kau lebih dari syair lagu atau sajakku
Bandung, 2008
Lupa Diri
Gedung-gedung megah dan kursi empuk
Kau hinggapi setiap hari
Terasa nyaman olehmu, bukan?
Makan dari keringat rakyat, jerit payahnya
Kau lupa, atau pura-pura lupa
Seribu janji yang kau sorakkan
Kau bisa duduk dikursi itu, Karena siapa?
Rakyat- rakyat yang kau bodohi
Tidak ada hati nurani, lalu lupa diri
Membebani rakyat kecil
Sadarlah, apa kamu lupa dunia akhirat?
Kelak membakarmu oleh api Neraka
Bandung, 2008
Sepenggal kemuliaan Petani
Aku dibesarkan oleh tanah-tanah Negriku
Tempat petani menguras tenaga
Memberikan makanan untuk masyarakat bangsa
Pekerjaan mulia itu selalu di emban
Petani-petani Negriku
Sesuatu yang tidak adil pikirku
Petani simbol kemiskinan
Direndahkan
Bayangkan jika petani mogok kerja
Mau makan apa masyarakat bangsa ini
Semua akan pupus
Kelaparan
Mati,
Mati,
Mati
Bandung, 2008
Sebatas Ungkapan
Suara-suara perubahan terucap bagaikan air mengalir
Menggugah segala pikiran rakyat jelata
Suaramu lantang memberikan suatu keyakinan
Tentang, adanya suatu perubahan
Hari itu kau terpilih menjadi komandan rakyat
Mengemban tugas begitu berat
Rakyat sangat berharap kau jadi palutan
Suatu perubahan, mereka nanti
Hari ini semua ucapan lantangmu termakan setan
Lenyap seiring berputarnya tujuan
Janji-janji itu sunyi tertinggal waktu
Hilang, ketika jabatan sudah ditangan
Setia Budhi, 2008
Bertiga telah tenggelam
Cinta itu indah
Jika terarah
Lurus mengiringi jalan-jalan
Tak ada labirin berkelok
Malam ini telah sirna
Bertiga terduduk
Oleh nikmatnya anggur merah
Oleng oleh karang nikotin
Kami terbelenggu diam
Cinta telah terbang
Dalam pikiran melayang
Hingga esok pagi
Cipaku, 2008
Keinginanku
Aku ingin dikenal segenap manusia
Ya, mungkin seperti seleb
Aku tidak ingin menjadi seleb
Aku ingin menjadi penyair saja
Penyair yang tidak dipandang sebelah mata
Membangun
Mengkritik
Dan tidak unjuk gigi saja
Sigodang, 2007
Biodata Penulis: Ferdinaen Saragih
Puisi Lainnya
Mencintai Tanpa Alasan
Kau sering bertanya
Mengapa kau mencintaiku
Lalu kujawab
Aku mencintaimu tanpa alasan
Mukamu murung mendengarnya
kau tak mengerti maksudku
Kucoba menjelaskanya untukmu
Aku mencintaimu
Bila aku dapat merasakan aku ada
Aku merindukanmu tanpa batas
Cinta darimu telah mewarnai darahku
Kau lebih dari syair lagu atau sajakku
Bandung, 2008
Lupa Diri
Gedung-gedung megah dan kursi empuk
Kau hinggapi setiap hari
Terasa nyaman olehmu, bukan?
Makan dari keringat rakyat, jerit payahnya
Kau lupa, atau pura-pura lupa
Seribu janji yang kau sorakkan
Kau bisa duduk dikursi itu, Karena siapa?
Rakyat- rakyat yang kau bodohi
Tidak ada hati nurani, lalu lupa diri
Membebani rakyat kecil
Sadarlah, apa kamu lupa dunia akhirat?
Kelak membakarmu oleh api Neraka
Bandung, 2008
Sepenggal kemuliaan Petani
Aku dibesarkan oleh tanah-tanah Negriku
Tempat petani menguras tenaga
Memberikan makanan untuk masyarakat bangsa
Pekerjaan mulia itu selalu di emban
Petani-petani Negriku
Sesuatu yang tidak adil pikirku
Petani simbol kemiskinan
Direndahkan
Bayangkan jika petani mogok kerja
Mau makan apa masyarakat bangsa ini
Semua akan pupus
Kelaparan
Mati,
Mati,
Mati
Bandung, 2008
Sebatas Ungkapan
Suara-suara perubahan terucap bagaikan air mengalir
Menggugah segala pikiran rakyat jelata
Suaramu lantang memberikan suatu keyakinan
Tentang, adanya suatu perubahan
Hari itu kau terpilih menjadi komandan rakyat
Mengemban tugas begitu berat
Rakyat sangat berharap kau jadi palutan
Suatu perubahan, mereka nanti
Hari ini semua ucapan lantangmu termakan setan
Lenyap seiring berputarnya tujuan
Janji-janji itu sunyi tertinggal waktu
Hilang, ketika jabatan sudah ditangan
Setia Budhi, 2008
Bertiga telah tenggelam
Cinta itu indah
Jika terarah
Lurus mengiringi jalan-jalan
Tak ada labirin berkelok
Malam ini telah sirna
Bertiga terduduk
Oleh nikmatnya anggur merah
Oleng oleh karang nikotin
Kami terbelenggu diam
Cinta telah terbang
Dalam pikiran melayang
Hingga esok pagi
Cipaku, 2008
Keinginanku
Aku ingin dikenal segenap manusia
Ya, mungkin seperti seleb
Aku tidak ingin menjadi seleb
Aku ingin menjadi penyair saja
Penyair yang tidak dipandang sebelah mata
Membangun
Mengkritik
Dan tidak unjuk gigi saja
Sigodang, 2007
Biodata Penulis: Ferdinaen Saragih
Puisi Lainnya
manteb dech puisinya,salam kenal yach,kunjungan balik nich^__^
BalasHapushebat sob, PRIKITIU....
BalasHapus